Tuesday, September 16, 2008

Ramadhan di Jepun


Ramadhan adalah bulan suci yang selalu di tunggu-tunggu oleh seluruh kaum muslimin di belahan bumi mana pun, termasuk bagi umat Islam di Jepun. Ramadhan tahun ini berlangsung saat akhir musim panas. Namun, Alhamdulillah sekali pun panas, akan tetapi bukan saat kemuncak musim panas, di mana puasa dimulai sejak pukul 03.36 dan berakhir pada pukul 18.09. Jika di rata-rata maka tidak jauh berbeda dengan tempoh waktu berpuasa di Indonesia.

Meski hampir sama, namun berpuasa di Jepun punya nuansa lain. Kaum muslim di Jepun sebagai warga negara minoriti maka hanya bisa menyuarakan keagungan Allah di dalam bangunan tertutup, sekali pun demikian, mereka tetap bersemangat untuk menyambut datangnya bulan yang penuh berkah ini. Kobar semangat itu tak pernah lekang sepanjang waktu.

Jika di Indonesia atau di negeri-negeri muslim lainnya suasana Ramadhan sudah terasa saat memasuki pusat-pusat perbelanjaan, atau kehadirannya telah terlihat di setiap pelosok negeri dengan ditandai ramainya masjid dan musholla dengan aktiviti ke-Islamannya, maka bagi kaum muslimin di Jepun, Ramadhan hanya marak di dalam hati tiap- tiap umat Islam.

Gebyar Ramadhan dari tahun ke tahun hanya bisa dinikmati di area masjid dan Islamic Center saja, karena Jepun bukanlah negara Muslim, meskipun agama Islam sudah menjadi sebagian dalam kehidupan bermasyarakat di Negara Matahari Terbit itu.

Sepinya suasana Ramadhan di luar tembok masjid di Jepun tidak mempengaruhi kaum muslimin untuk memanfaatkan bulan penuh Rahmat ini. Salah satunya, sebagaimana tradisi dari tahun ke tahun hampir di setiap masjid yang jumlahnya masih belum terlalu banyak, selalu mengadakan acara berbuka puasa bersama, shalat tarawih dan bagi kaum muslimin yang ingin i’tikaf di masjid, maka ada sebagian masjid yang mengadakan kegiatan i'tikaf sampai menyediakan menu santap sahur agar para 'tamu' Allah swt itu tenang dalam menjalankan ibadahnya. Hal ini dilakukan, kerana mencari makanan halal saat malam tiba cukup sulit di Jepun.

Bagi warga muslim asli Indonesia yang sedang berada di Jepun, khususnya di wilayah Tokyo dan sekitarnya dapat merasakan cerianya Ramadhan dengan mengikuti rangkaian acara Ramadhan 1429 H di Balai Indonesia Meguro Tokyo. Balai ini bukanlah masjid, tapi jika Ramadhan tua sporthall-nya dalam sekejap di sulap menjadi masjid. Di gedung tua inilah, maraknya Ramadhan sangat terasa. Setiap hari, selama sebulan penuh ada acara shalat tarawih bersama yang kemudian dilanjutkan dengan acara kajian bersama ustaz yang didatangkan dari Indonesia. Selama satu bulan penuh ada empat orang ustaz yang memberikan siraman rohani kepada masyarakat muslim Indonesia yang ada di Jepun. Kehadiran ustaz dari Indonesia ini mengubati kerinduan muslimin Indonesia yang haus akan ilmu agama. Bukan bererti selama ini mereka tidak belajar Islam, namun ada nuansa lain jika warga muslim Indonesia yang telah bermukim lama di Jepun mendapatkan siraman rohani dari ustaz-ustaz yang didatangkan langsung dari Indonesia.

Dan setiap hari petang Ahad ada acara kajian yang dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama percuma. Biasanya pada setiap hari minggu selama bulan Ramadhan ratusan umat Islam Indonesia mulai dari staff kedutaan, pelajar, warga muslim Indonesia yang bekerja di sektor swasta, serta para trainee berkesempatan beramah-tamah. Di samping itu, saat berbuka puasa bersama ini juga waktunya berwisata kuliner Indonesia setelah lama tidak mencicipi lazatnya masakan khas Indonesia, seperti kolak, soto ayam, bakso, dan lain-lainnya. Acara akbar ini dikoordinasi oleh KMII Jepang (Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia Jepang) yang berpusat di Tokyo.

Usaha menghidupkan Ramadhan di tengah-tengah masyarakat Jepun selain di lakukan di dalam masjid juga menyentuh kehidupan dari rumah ke rumah. Acara berbuka puasa menjadi ajang nyata untuk berbagi kebahagian Ramadhan bersama sahabat. Kerana hidup di luar negeri jauh dari sanak dan saudara, membangun persahabatan berdasarkan aqidah Islam adalah mutlak dilakukan guna mengokohkan keyakinan yang dipeluknya.

Menghidupkan Ramadhan di negeri orang mempunyai tantangan tersendiri. Di tengah lingkungan yang tidak peduli akan keberadaan agama, dibutuhkan niat dan amal yang kuat untuk merealisasikan aturan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan antara sesama warga Muslim memberikan kekuatan moral lebih untuk melaksanakan ibadah kepada Allah swt, termasuk dalam hal mengisi bulan Ramadhan dengan aktivitas berpuasa, tarawih, membaca Al-Qur’an, dzikir, serta amal-amal sholeh yang lainnya.

Ramadhan di tengah kelengangan publik juga merupakan ujian dari Allah swt seberapa kuat kaum Muslimin di Jepun menggemgam izzah Islam di negeri non-muslim. Oleh karena itu, menciptakan moment-moment kebersamaan dengan sesama kaum muslimin lainnya sangat membantu demi tegaknya kalimah Allah SWT di bumi Sakura ini.

Jadi, meskipun sebagai warga minoriti, dan tanpa kemeriahan lingkungan dalam menyambut bulan suci ini, masyarakat Muslim di Jepun menyambuk Ramadhan dengan kemeriahan di dalam dada setiap Muslim. Marhaban ya Ramadhan…. (Sri Wahyuni, Jepang)

sumber asal

No comments: